www.majalahcitrabangsa.com- Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI) Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu, bertempat di Ruang Auditorium
Akpol, Semarang, Senin (27/7/2015) memberikan pembekalan kepada 793
Calon Perwira Remaja (Capaja) TNI dan Polri Tahun 2015, terdiri dari 215 Taruna Akmil, 100 Kadet AAL, 89
Karbol AAU dan 389 Taruna/Taruni Polri yang akan di lantik menjadi Perwira TNI
dan Polri pada tanggal 30 Juli 2015 oleh Presiden RI Ir. Joko Widodo.
Mengawali pembekalannya,
Jenderal TNI (Purn) Ryamizard
Ryacudu menyampaikan bahwa pembekalan ini bertujuan untuk melengkapi ilmu
pengetahuan yang telah diperoleh para Capaja TNI-Polri selama menempuh
pendidikan. “Pembekalan tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman dan
dorongan motivasi dalam bertugas”, harapnya.
Mengenai Dinamika Lingkungan Strategis, Menhan RI Jenderal TNI (Purn) Ryamizard
Ryacudu menekankan diantaranya bahwa perkembangannya dewasa ini semakin sulit diprediksi, kemajuan
teknologi dan informasi berakibat batas antar negara bukan lagi
penghalang dalam berinteraksi, sementara sifat ketergantungan antar negara
juga semakin besar. Suatu peristiwa di suatu kawasan dapat segera mempengaruhi
kawasan atau negara lain. Dinamisnya perkembangan lingkungan strategis
tersebut, secara langsung maupun tidak langsung, telah menggeser kepentingan
nasional serta prediksi ancaman yang akan dihadapi oleh setiap negara. Dari perkembangan lingkungan strategis tersebut Menhan
mengingatkan para Capaja TNI-Polri harus bersikap kritis dan antisipatif agar
dinamika perkembangan yang bersifat merugikan tidak teraktualisasi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sedangkan untuk Ancaman Nyata, Jenderal
TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu menegaskan yaitu ancaman yang saat
ini sedang kita hadapi dan sewaktu-waktu dapat terjadi, serta berpengaruh
terhadap ketahanan nasional, seperti: terorisme dan radikalisme
(perbuatan tidak berprikemanusiaan secara fisik dan non fisik), separatis dan pemberontakan, bencana alam (letak Indonesia pada cincin api
Pasifik/ pacific ring of fire), pelanggaran perbatasan, perompakan dan pencurian sumber daya alam (merugikan
perekonomian), wabah penyakit (sars, anthrax, aids, ebola,
mers, bio terorisme), perang siber dan
intelijen (dampak negatifnya dapat melumpuhkan roda pemerintahan), peredaran dan penyalahgunaan narkoba (dapat
melemahkan sistem pertahanan negara).
“Hakekat ancaman tersebut juga dijadikan salah satu
landasan oleh Kementerian Pertahanan dalam menetapkan Kebijakan Strategis untuk
mendukung Visi dan Misi Kabinet Kerja 2014-2019, khususnya
pembangunan kekuatan pertahanan. Harus kita sadari bahwa Indonesia adalah
bangsa yang besar, sehingga wajar memiliki kekuatan pertahanan yang disegani”, ujar Menhan RI.
Sementara itu terkait Pembinaan Kesadaran Bela Negara, Menhan RI juga mengingatkan para Capaja TNI-Polri agar senantiasa ditingkatkan guna
menanamkan nilai-nilai bela negara, yaitu: cinta tanah air, sadar
berbangsa dan bernegara, yakin terhadap kebenaran Pancasila sebagai falsafah
dan ideologi negara, rela berkorban bagi bangsa dan negara, memiliki kemampuan
awal bela negara.
“Hakikat
bela negara merupakan pelaksanaan hak dan kewajiban warga negara, guna
melengkapi ketahanan nasional dan sebagai kekuatan dalam melindungi kedaulatan
negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa, demi kelangsungan kehidupan
serta kejayaan negara dan bangsa”, kata Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu.
Dalam kesempatan
tersebut, Menhan RI menyampaikan beberapa penekanan dan
arahan untuk dipraktekkan secara nyata dalam melaksanakan tugas-tugas dimasa
yang akan datang diantaranya : Pertama, mulai sekarang
tetapkan hatimu untuk berbakti bagi nusa dan bangsa. Kedua, jangan berfikir mencari kekuasaan dan materi, karena hal itu sudah menyimpang dari tujuan awal
sebagai abdi Negara. Ketiga, apabila dalam perjalanan karier nantinya kalian
dipercaya dan memiliki peluang berkarya di bidang lain seperti Gubernur,
Walikota, Bupati dan sebagainya, itu merupakan suatu kepercayaan dan amanat
yang harus kalian jalankan dengan baik.
“Tugas adalah kehormatan dan kebanggaan, untuk itu
pelihara kekompakan, solidaritas, kerja
sama yang baik antara TNI dan Polri serta jangan melakukan perbuatan yang dapat mencoreng nama besar TNI dan Polri.
Jadilah pemimpin yang dapat dicontoh oleh anak buah/bawahan, cermin
keberhasilan sebagai pemimpin akan terlihat ketika anak buah menaruh
kepercayaan dan loyal terhadap perintah atasannya”, tegas Menhan RI.
Mengakhiri pembekalannya
Menhan RI berpesan, jadilah insan
teritorial yang dicintai, lakukan interaksi dan komunikasi yang baik dengan
masyarakat di lingkungan bertugas untuk menciptakan suasana yang kondusif. "Baik-Baik
Dengan Rakyat" sebagaimana yang sering saya sampaikan bukan hanya
sekedar bunyi bunyian, namun jika nilai-nilainya dipahami dan dilaksanakan maka semangat rakyat akan tergugah untuk bersama-sama
membangun bangsa ini. Sebagai prajurit TNI dan Bhayangkara Polri, jangan ada keinginan melibatkan diri dalam berpolitik
praktis, pegang teguh netralitas agar tidak menciderai kehormatan dan
profesionalisme kalian.
0 komentar: