“Hingga saat
ini TNI terus memonitor perkembangan terkait kasus penyanderaan tujuh WNI yang
di sandera oleh kelompok teroris dan apa saja yang menjadi tuntutannya. Saat
ini ke-7 WNI tersebut telah diketahui keberadaannya, hanya saja ketujuh WNI
tersebut posisinya terpisah dan tidak menjadi satu,” tutur Panglima TNI.
Terkait
pengerahan pasukan TNI ke Filipina, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyampaikan
masih dalam tahap pembahasan. Dimana sebelumnya Menhan RI Jenderal (Purn)
Ryamizard Ryacudu telah berkoordinasi dengan Menhan Filipina terkait rencana
operasi yang dilakukan TNI untuk membebaskan tujuh WNI yang di sandera kelompok
Abu Sayyaf.
Menurut
Panglima TNI, ini merupakan informasi yang positif, dimana Menhan Filipina
mengijinkan TNI untuk dapat melakukan operasi pembebasan tujuh WNI yang di
sandera kelompok Abu Sayyaf. “Hasil koordinasi antara Menhan RI dan Menhan
Filipina nantinya akan ditindaklanjuti oleh Panglima Angkatan Bersenjata
Filipina dan Panglima TNI,” ujarnya.
Dalam
kesempatan tersebut Panglima TNI menegaskan, bahwa Undang-Undang di Filipina tidak
mengijinkan tentara dari luar untuk melakukan operasi di Filipina. Namun demikian,
dengan perkembangan yang baru terkait koordinasi antar Menteri Pertahanan kedua
negara dapat segera dilakukan loby untuk membahas aturan terkait operasi
militer yang dilakukan oleh TNI di Filipina.
“Nantinya akan
dibuat SOP (Standard Operation Procedure)
, karena setiap perjanjian di negara Filipina dengan negara lain harus
diratifikasi oleh lembaga legislatif,” kata Panglima TNI.
Sementara itu,
terkait pengiriman batubara yang dilakukan oleh Indonesia untuk Filipina,
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa ini merupakan kerja
sama dibidang ekonomi yang saling menguntungkan dimana hampir seluruh kebutuhan
batubara untuk listrik di Filipina di pasok dari Indonesia. “Yang
diharapkan oleh pemerintah Indonesia adalah bagaimana jalur kapal-kapal
Indonesia yang membawa batubara ke Filipina dapat kembali dalam keadaan aman,” ucapnya.
Jenderal TNI
Gatot Nurmantyo menegaskan, beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengamankan
jalur pengiriman batubara dari Indonesia ke Filipina antara lain dengan
melakukan patroli bersama di wilayah perairan Filipina. Selain itu dapat pula
perairan Filipina yang menjadi jalur pengiriman batubara diamankan oleh militer
Filipina atau Kapal Indonesia yang akan melakukan pengiriman dikawal oleh TNI.
“Kedua negara ini saling memerlukan, kita perlu menjual batubara untuk ekonomi
kita kemudian Filipina perlu batubara untuk pasokan listrik mereka,” tutup
Panglima TNI.
0 komentar: