KH. Dr. Manarul Hidayat, M.A. dalam kutbahnya
menyampaikan, menguraikan bagi orang yang melaksanakan puasa Ramadhan itu akan
memperoleh dua kebahagiaan. Pertama, takkala ibthor hari ini kita
berbuka kembali dan bergembira satu bulan melaksanakan syariat islam pada pagi
hari ini. Kedua, takkala kita nanti diakhirat dapat berjumpa dengan Allah SWT
didalam surganya Allah SWT, karena Ramadhan ini ibadah yang sangat berat,
ibadah yang tahu hanya kita dengan Allah.
Seandainya karakteriktis mental kepada Allah
selalu ada dalam kehidupan sehari-hari Insha Allah Indonesia ini berkah, karena
pengaruh teknologi saat ini sangat prihatin misalnya, handphone ketinggalan
dicari tetapi Allah SWT tertinggal tidak dicari, sehingga terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan karena merasa tidak diawasi oleh Allah SWT.
“Kalau Allah SWT akan menghancurkan suatu negeri,
Allah perintahkan orang-orang dinegeri itu yang lupa kepada Allah SWT supaya
kembali kepada Allah dan melaksanakan ajaran Allah dan Rosul mereka akan dibuka
tobatnya, jika mereka melakukan perlawanan lebih dahsyat akhirnya negeri itu
Allah SWT akan hancurkan sehancur-hancurnya karena manusia yang ingkar semakin
dahsyat melakukan kemaksiatan”, kata KH. Dr. Manarul Hidayat, M.A.
Lebih lanjut dikatakan KH. Dr. Manarul, Ramadhan
melahirkan manusia yang cerdas emosional. Salah satu tujuan puasa adalah untuk
mengendalikan hawa nafsu. Nafsu tidak boleh dibunuh tetapi harus dikendalikan.
Kata Nabi bersyukur Allah SWT menciptakan nafsu dan menciptakan setan, sehingga
manusia bisa merasakan nikmatnya hidup di dunia. Sedangkan para Nabi tidak
pernah merasakan nikmatnya kehidupan dunia, tetapi nafsu tidak boleh jadi
atasan. Menurut Allah SWT, kalau nafsu menjadi atasan, iman menjadi bawahan,
maka akan terjadi perpecahan karena tidak bisa mengendalikan hawa nafsu.
“Momen Idul Fitri bagi Indonesia ini sangat
tepat, harus ada ukuwah islamiah, umat islam harus bersatu. Seluruh komponen
bangsa harus bersatu untuk mempertahankan NKRI, karena mempertahankan sejengkal
negara itu jihad”, ujar KH. Manarul.
0 komentar: