Jenderal TNI Gatot Nurmantyo juga mengatakan bahwa, Indonesia tengah
mewaspadai penyebaran Proxy War. Salah satu jenis peperangan ini masuk ke
kategori perang yang mematikan. Proxy War
diartikan sebagai peristiwa saling adu kekuatan di antara dua pihak yang
bermusuhan, dengan menggunakan pihak ketiga. Pihak ketiga ini sering disebut
dengan boneka. Pihak ketiga ini dijelaskan sebagai pihak yang tidak dikenal
oleh siapapun, kecuali pihak yang mengendalikannya dari jarak tertentu. Oleh
karena itu, pihak-pihak seperti mahasiswa, ormas, lembaga masyarakat, dan
perorangan disinyalir mudah menjadi boneka atau pihak ketiga tersebut.
Menurut Panglima TNI, Proxy War saat
ini berlatar belakang energi. Proxy War
di Indonesia semakin nyata dengan adanya pergeseran konflik dunia, salah
satunya. “Saat ini sisa cadangan energi dunia sisa 45 tahun dan itu akan
habis jika kita semua tak berusaha menemukan penggantinya, karena konsumsi
energi 2025 meningkat 45 persen,” tuturnya.
“Sekitar 70 persen konflik di dunia berlatar belakang energi. Peningkatan
energi pada tahun 2007-2009 juga memicu kenaikan harga pangan dunia yang
mencapai 75 persen. Disisi lain, hanya ada negara-negara yang dilintasi ekuator
yang mampu bercocok tanam sepanjang tahun negara tersebut, seperti Amerika
Latin, Afrika Tengah, dan Indonesia sendiri,” kata Panglima TNI.
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo juga memaparkan tentang jumlah
penduduk dunia yang akan mencapai 12,3 milliar di tahun 2043. Menurutnya,
jumlah tersebut 3 kali lipat melebihi daya tampung bumi. Jadi, di dunia ini
hanya ada 2,5 miliar penduduk yang tinggal di garis ekuator, sementara untuk
sisa penduduknya ada sejumlah 9,8 milliar yang berada di luar ekuator.
“Kondisi ini yang memicu terjadinya perang untuk mengambil alih energi
negara-negara yang berada di garis ekuator, salah satunya Indonesia. Maka saat
ini yang terjadi adalah perang masa kini dengan latar energi akan mengalami
pergeseran menjadi perang pangan, air, dan energi,” papar Panglima TNI.
Lebih lanjut Panglima TNI menyampaikan, banyak cara dilakukan negara asing
untuk menguasai kekayaan alam Indonesia. Saat ini sudah terasa yakni adanya Proxy War sudah mulai kita waspadai
karena sudah menyusup ke sendi-sendi kehidupan berbangsa, bernegara dan
berkeluarga. “Caranya dengan menguasai media di Indonesia, dengan menciptakan
adu domba TNI-Polri, rekayasa sosial, perubahan budaya, pemecah belah partai
dan penyelundupan narkoba sudah jauh-jauh hari dilakukan,” ujar Jenderal TNI Gatot
Nurmantyo.
Guna mengatasi permasalahan tersebut, maka semua komponen bangsa harus
membekali diri dengan ilmu pengetahuan yang cukup, keahlian sesuai bidangnya,
menempa diri dengan pengalaman yang nyata di lapangan. Dengan demikian akan terbentuk
karakter individu bangsa Indonesia yang kuat dan berwawasan kebangsaan. Pada
akhirnya, dengan kekuatan karakter individu yang kuat tersebut, bangsa
Indonesia akan mampu melawan dan menghancurkan Proxy War di Indonesia.
Mengakhiri ceramahnya, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo
menegaskan, agar kita tidak menyerah terhadap semua ancaman, sebab kita
memiliki modal geografi dengan potensi menjadi negara agraris yang
berkelimpahan sumber daya alam. Sebagai negara maritim, kita memiliki sumber
daya alam kelautan yang melimpah. Jika kedua potensi tersebut dikelola dan
dikembangkan, maka akan menjadi daya tawar yang sangat besar bagi bangsa Indonesia.
“Di sisi lain, dengan modal demografi Pancasila dan kearifan lokal, bangsa
Indonesia dapat meraih kemerdekaan dan mampu melewati berbagai ancaman yang mengganggu
jalannya pembangunan,” pungkasnya.(gani)
0 komentar: