KRI
Bung Tomo-357 yang akan bertolak ke
Lebanon, dikomandani
Kolonel Laut (P) Yayan Sofiyan, ST selaku Dansatgas
MTF Konga
XXVIII-H/Unifil dengan kekuatan 107 personel TNI AL yang telah melalui beberapa
tahapan seleksi sangat ketat, terdiri dari 88 personel Awak
Kapal Perang, Pilot dan Kru Heli sebanyak 7 personel, Perwira Kesehatan (Dokter),
Kopaska, Penyelam, Perwira Intelijen dan Perwira Penerangan. Satgas MTF Konga XXVIII-H/Unifil juga diperkuat dengan 1 Heli Bolkow BO-105/NV-410
dari Pusat Penerbang Angkatan Laut (Puspenerbal) Surabaya.
KRI
Bung Tomo-357 merupakan Alutsita TNI AL jenis Multi Role Light Frigate
(MRLF) yang baru dibeli Pemerintah Indonesia beserta dua kapal lainnya yaitu
KRI John Lie-358 dan KRI Usman Harun-359 yang di produksi oleh BAE System
Maritime Naval Ship Inggris, dengan berat mencapai 1.940 Ton,
Panjang 95 M, Lebar 12,8 M serta berkecepatan 30 Knot dengan
daya jelajah 9.000 KM. KRI Bung Tomo-357 juga pernah
sukses melakukan misi kemanusiaan
dengan mengevakuasi jenazah korban AirAsia QZ-8501 di
perairan Selat Karimata pada akhir tahun 2014.
Satgas
MTF Konga XXVIII-H/Unifil dengan KRI
Bung Tomo-357 akan bertugas selama 10 bulan, dengan rincian 2 bulan pelayaran berangkat
dan pulang serta 8 bulan berada di Area
of Maritime Operations Lebanon, dengan route Jakarta –
Belawan – Colombo – Salalah - Port Said -Beirut (Lebanon).
Kehadiran KRI Bung Tomo-357 adalah
untuk menggantikan KRI Sultan Iskandar Muda (SIM-367) sebagai Satgas MTF
Konga XXVIII-G/Unifil tahun 2014.
Panglima
TNI dalam sambutannya menyampaikan
bahwa, misi Indoensia pada
perdamaian Lebanon adalah salah satu kebijakan luar negeri yang menjadi elemen
sangat penting dalam penyelenggaraan hubungan International dan melaksanakan
politik luar negeri Indonesia sebagaimana diamanatkan
Undang-Undang yang secara langsung memberikan nilai terhadap kapasitas
serta kredibilitas profil international
Indonesia dan TNI di forum International.
“Laksanakan
tugas secara professional dan proporsional sesuai aturan pelibatan yang telah
ditetapkan oleh Maritime Task Force (MTF) Unifil,
khususnya yang terkait dengan tugas dalam mencegah masuknya senjata illegal
melalui laut di wilayah yuridiksi Lebanon”, tegas Panglima TNI.
Panglima TNI juga
mengatakan agar para Prajurit TNI memahami dan menguasai secara
benar setiap aturan pelibatan dan prosedur tetap lainnya guna menjamin setiap
kegiatan dapat dipertanggungjawaban dan guna mengeliminasi resiko yang mungkin
timbul, serta cermati setiap perkembangan dan
laksanakan analisa secara cerdas dan tingkatkan komunikasi maupun koordinasi
dengan Satgas Maritime
negara lainnya guna membangun kesatuan aksi dalam
menangani permasalahan di perairan Lebanon.
“Pedomani
Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan Delapan Wajib TNI ditengah kehidupan prajurit
International dimanapun prajurit bertugas dan gunakan kepemimpinan dan komunikasi
sosial dalam rangka pelaksanaan pembinaan teritorial terbatas di wilayah
prajurit bertugas dengan memanfaatkan kearifan lokal setempat”, tegas Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Mengakhiri
sambutannya, Panglima TNI menyampaikan bahwa tugas ini adalah kehormatan
dan kepercayaan dari TNI dan tidak semua prajurit memiliki peluang dalam melaksanakan
tugas misi ini, oleh karena itu selalu jaga nama baik Bangsa, Negara
dan TNI.
Turut
hadir dalam acara tersebut, Kasum TNI Marsdya TNI
Dede Rusamsi, S.E.,M.M., Irjen TNI Letjen TNI Syafril Mahyudin,
Dankodiklatad Letjen TNI Agus Sutomo dan para Pati TNI serta keluarga dari prajurit yang akan
bertugas ke Lebanon.
0 komentar: