“Penemuan senjata tersebut ditemukan pada hari Selasa, tanggal 26 Juli
2016 sekitar pukul 13.20 WITA di area lokasi Tanah
Longsor yang berjarak 50 meter dari pinggir sungai Tambarana
Poso, Sulawesi Tengah,” jelas Mayjen TNI Tatang Sulaiman.
Seperti diketahui, pasca kontak tembak pada tanggal 18 Juli 2016 yang
menewaskan dua orang Teroris Poso (Santoso dan Mukhtar) di
Tambrana, Satgas Tinombala menyusun pengejaran terhadap tiga orang yang
lolos kedalam hutan. Ketiga orang tersebut terdiri dari 2 (dua) orang
wanita dan 1 (satu) orang pria, dimana salah satu wanita yang
kabur tersebut ditengarai membawa 1 (satu) pucuk senapan yaitu istri
kedua Santoso yang bernama Jumiatun Muslim alias Umi Delima.
Satgas Tinombala membentuk Lima Tim dalam memburu ketiga orang yang
melarikan diri tersebut, dan pada tanggal 22 Juli 2016, Tim Alfa 17 Yonif 303
Raider/Kostrad berhasil menyergap salah satu teroris wanita yang melarikan
diri. Wanita tersebut adalah Jumiatun Muslim yang merupakan istri
kedua gembong teroris Santoso, akhirnya dia disergap dalam kondisi tidak
bersenjata.
Mengetahui buronan teroris tersebut tidak bersenjata, Tim Alfa 17
tidak menembak namun ditangkap hidup dengan tetap waspada ketika melakukan
penangkapan. Setelah dilakukan penangkapan, Satgas Tinombala berusaha
menggali informasi tentang keberadaan anggota teroris lainnya
termasuk senjata milik gembong teroris Santoso yang dibawa yang
bersangkutan pasca kontak tembak.
Lebih lanjut Mayjen TNI Tatang Sulaiman mengatakan bahwa, sesaat dan
setelah penangkapan, istri kedua Santoso diperlakukan secara manusiawi layaknya
seorang wanita.
“Perlakuan dan pendekatan secara kemanusiaan membuat istri kedua
Santoso mau memberikan informasi tentang keberadaan senjata
yang sempat dibawa olehnya,” ujarnya.
“Senjata tersebut disimpan disuatu tempat namun tidak tahu persis letaknya,
mengingat Jumiatun Muslim lupa karena malam hari dan sudah lelah membawa
senjata yang berat,” kata Kapuspen TNI.
Mendapat informasi yang sangat berharga tersebut, Tim Satgas Tinombala
memerintahkan Dantim Alfa 29 untuk melakukan pencarian dan penyisiran daerah
yang diduga menjadi tempat keberadaan senjata tersebut. Diperintahkannya
Tim Alfa 29 untuk melakukan penyisiran, karena Tim tersebut yang
mengetahui lokasi dan mengenal medan ketika terjadi kontak tembak dengan
kelompok teroris yang menewaskan Santoso.
Setelah dua hari melakukan penyisiran dan pencarian secara
mendetail, akhirnya senjata tersebut berhasil ditemukan dengan posisi
senjata SS2 V4 disandarkan pada pohon kecil berdaun lebar pada CoordinatS.01.13".13,7'
E.120.29".29,4' (UTM. 2084 – 6497).
Mudah-mudahan ini awal yang baik dan bisa diikuti oleh pengikut Santoso
yang masih dihutan untuk turun gunung dan menyerahkan diri sesuai himbauan
Panglima TNI dan Kapolri.
0 komentar: